fbpx

Phygital, Tantangan Pengelolaan Risiko Masa Depan

Phygital, Tantangan Pengelolaan Risiko Masa Depan

Sejak akhir tahun lalu muncul terminologi baru yang ramai diperbincangkan di dunia marketing, yaitu phygital. Bersamaan dengan itu pendekatan Marketing 6.0 juga diperkenalkan, dengan penekanan pada omnichannel.  Sebagai perpaduan pengalaman interaksi digital dan fisik, phygital menjadi jembatan bagi pemasar dan pelanggan dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi.

Berbagai teknologi telah tersedia dalam mendukung selarasnya phygital bagi keberlanjutan usaha. Marketing Automation Software, Geolocation, Beacon, Wearable Device, Social Media, Internet of Things, dan Smart Mirrors merupakan teknologi yang membantu integrasi saluran interaksi dan menciptakan pengalaman fisik. Kombinasi teknologi ini dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI) pada akhirnya memberi dampak pada setiap aspek kehidupan, termasuk mengubah bisnis dan jalannya pemerintahan.

Phygital menjembatani kesenjangan digital dan fisik dan membantu organisasi menyediakan layanan proaktif dan kreatif. Interaksi di tempat dan waktu yang tepat membuat oeganisasi secara prediktif melibatkan pelanggan, melayani kebutuhan, atau menawarkan peluang peningkatan penjualan. Namun pada sisi lain, organisasi dihadapkan pada risiko-risiko baik yang muncul dari penggunaan teknologi yang tidak tepat hingga ketidakpuasan pelanggan.

Phygital, Tantangan Pengelolaan Risiko Masa Depan

AI dan Manajemen Risiko

Dalam sebuah riset yang dilakukan OCEG ternyata diketahui penggunaan AI belum menjadi sesuatu yang tersentralisasi. Tidak banyak organisasi, tentunya yang memasarkan produknya, mengetahui pada unit kerja mana AI dikembangkan bagi kegiatan operasi atau mendukung mendukung pengambilan Keputusan. Hal ini juga disebabkan Manajemen Risiko dan Kepatuhan berbasis AI masih dalam tahap pengembangan awal, kalau tidak boleh disebut baru lahir.

Perkembangan AI dan pengelolaan risiko didalamnya tentu harus dimulai dengan tersedianya Tata Kelola AI (AI Governance). Secara tradisional Tata Kelola berupaya menjamin organisasi dalam keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang. Kemudian Tata Kelola juga mengelola risiko secara bijak, serta menjaga kepastian hukum dan kepatuhan.

Pekerjaan rumah yang menjadi sangat penting adalah, phygital merupakan gaya hidup masa depan dan tidak dapat ditawar lagi. Begitu organisasi telah memiliki tata kelola, manajemen risiko akan mengambil peran yang besar untuk menjaga risiko tata kelola dan sekaligus mendukung kepastian hukum dan kepatuhan. Khususnya terkait kepatuhan, manajemen risiko akan menjadi pagar sehingga kegiatan operasional terhindar dari negative risk seraya menjadi leverage bagi positive risk.

Penulis

Deden Wahyudiyanto CSA, CRP, CIB, CPIA, GRCP

President Director at PT TAP Kapital Indonesia

#tags : ,